Pages

Sabtu, 30 November 2013

Aku Tanpa Cinta-Mu





Telah ku pungkiri janjiku lagi
Walau seribu kali
Ku ulang sendiri
Aku takkan tempuh lagi
Apakah kau terima cintaku lagi
Setelah ku berpaling
Dari pandanganMu
Yang kabur karna jahilnya aku

Mengapa cintaMu tak pernah hadir
Subur dalam jiwaku
Agarku tetap bahagia
Tanpa cintaku tetaplah Kau di sana
Aku tanpa cintaMu
Bagai layang-layang terputus talinya

Telah ku pungkiri janjiku lagi
Walau seribu kali
Ku ulang sendiri
Aku takkan tempuh lagi
Apakah kau terima cintaku lagi
Setelah ku berpaling
Dari pandanganMu
Yang kabur kerna jahilnya aku

Masihkah ada sekelumit belas
Mengemis kasihMu Tuhan
Untukku berpaut dan bersandar
Aku di sini kan tetap terus mencuba
Untuk beroleh cintaMu
Walau ranjaunya menusuk pedih

Sendiri Menyepi




Sendiri Menyepi..
Tenggelam dalam renungan
Ada apa aku seakan kujauh dari ketenangan
perlahan kucari...
mengapa diriku hampa…
mungkin ada salah...
mungkin ku tersesat...

mungkin dan mungkin lagi…
Oh Tuhan aku merasa
sendiri menyepi
ingin ku menangis...
menyesali diri...
mengapa terjadi
sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala
benderang di hidupku..
Perlahan kucari...
mengapa diriku hampa
mungkin ada salah mungkin ku tersesat...

mungkin dan mungkin lagi
Oh Tuhan aku merasa..
sendiri menyepi…
Ingin ku menangis...
menyesali diri...
mengapa terjadi
sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala
Oh Tuhan aku merasa……
sendiri….aku merasa sendiri..
sampai kapan begini
resah tiada bertepi...
Kuingin cahyaMu
benderang di hidupku...

Minggu, 24 November 2013

Dakwah Ini Dibangun Diatas Perjuangan Bukan Keputusasaan

Gambar
“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini”.
( Syahid Hasan Al Banna )

Pejuang adalah seorang yang berjuang dalam barisan kebenaran dengan sepenuh hati, mujahadah (sungguh-sungguh), tanpa pamrih dan penuh keikhlasan. Tegaknya dakwah islam sudah pasti aka terjadi ketika para pelaku dakwahnya bermental pejuang dan totalitas bukan pecundang. Teringat kata-kata seorang mujahid dr. Abdullah Azzam “Peradaban Islam diukir oleh dua hal: hitam tinta para ulama dan merah darah para syuhada. Keduanya bersinergi mengguncang dunia, memecah simpul-simpul zalim yang mengikat kejayaan Islam sekian lama. Jika tak ada ruang untuk memilih diantara keduanya, maka melaksanakan keduanya adalah puncak kemuliaan”
Kata-kata yang sarat makna dan motivasi tinggi dalam langkah perjuangan ini, medan dakwah yang penuh onak dan duri. Dimana batu terjal, halangan, rintangan cacian dan makian bahkan ancaman menjadi makanan kesehariannya. Medan dakwah itu bernama kampus, kampus adalah medan dakwah yang sulit dan unik dalam aktualisasi. Dimana sasaran dakwah diarahkan keorang-orang muda yang berintelektual bukan orang umum. Kampus meruapakan medan dakwah gersang yang penuh dengan tantangan. Berdakwah dikalangan intelektual muda pasti sangat berbeda dengan berdakwah dikalangan orang-orang awam. Maka dari itu diperlukan strategi dan analisa mendalam demi keberhasilan dakwahnya.
Medan dakwah yang sulit memerlukan sdm (sumber daya manusia) yang kuat dan energik. Dakwah dibangun diatas perjuangan dan pengorbanan bukan kelemahan apalagi keputusasaan. Pengemban dakwah adalah orang-orang terpilih yang secara empaty ikut berkontribusi dalam perjuangan dakwah didasari ketulusan hati dan keikhlasan tanpa pamrih semata-mata hanya karena ridho Allah SWT. Ada sebuah hadits shahih yang harusnya menginspirasi para pejuang dakwah kampus saat ini “Muslim yang kuat lebih Allah cintai dari pada muslim yang lemah”. Kuat disini bukan dalam arti fisik saja, tapi komprehensif, seperti mental, jiwa, keistiqomahan dan semangatnya.
Seorang aktivis dakwah kampus harus survive (bertahan) dan tetap fight (bertarung) dalam kondisi apapun itu. Baik dalam keadaan ringan ataupun berat (qs. At – taubah : 41). Dia teteap sitiqomah dan mampu membuat sebuah terobosan dan instrumen baru dalam metode pergerakan dakwahnya. Keberhasilan dakwah dipastikan karena para pelaku dakwahnya memiliki nilai-nilai keistiqomahan, intelektual yang tinggi, tidak mudah putus asa, menyerah,  apalagi mengeluh kesah. Usaha dan kerja keras harus selalu jadi jargon perjuangan dan jadi semangat tanpa batas juga militansi tinggi dihati para aktivis dakwah. Dimana mereka harus seantiasa menanamkan azzam dalam setiap aktivitas dakwahnya meskipun keberhasilan belum terlihat sama sekali karena semangat tanpa batas adalah kunci masa depan yang gemilang.
Seorang aktivis dakwah kampus tidak boleh kalah oleh tribulasi-tribulasi (masalah-masalah) pribadi yag menimpanya. Dia harus bisa memanage emosinya dan tetap berkontribusi dalam dakwah bukan sebaliknya mundur dan menyerah dengan alasan tidak sanggupmenghadapi masalah. Harusnya dia melihat sejarah para generasi awalun dan catatan sejarah para pejuang dakwah terdahulu yang rela mengorbankan harta, nyawa, dan masalah pribadinya demi tegaknya dakwah islam ini. Dakwah akan tegak ketika para pengembannya lebih mencintai dakwah ini dari pada pribadinya. Aka tetapi bukan berarti tidak sama sekali megurusi atau meninggalkan udzur (masalah) pribadinya, tetapi sikap tawajun (seimbang) yang jadi pedoman dan sandaran.
Apabila dakwah ini dipikul oleh orang-orang yang lemah maka sudah dipastikan kemenangan hanya akan jadi mimpi tanpa visi. Dimana harapan kosong yang akan selalu terbayang dalam hati dan terbuang dikala sepi. Orang yang bertindak atas pragmatisme dan oportunisme maka sudah pasti sikap pengecut dan kerdilyang akan terlihat. Maka dari itu pelaku dakwah kampus haruslah meluruska niat dan mengazamkan kekuatan tanpa berfikir untung dan rugi karena hanya allahlah yang bisa menilai dan memberi imbalan itu semua berupa nikmat sebagai syuhada dan syurga. Setiap perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan pejuang dakwah gagal atau berhasilnya hendaklah dijadikan pelajaran untuk kesempurnaan bukan kelalaian. Sehingga akan terjadi transformasi, inovasi juga evaluasi dalam pergerakan dakwah ketika dakwahnya gagal atau berhasil. Karena pengalaman adalah guru terbaik dan catatan manis peta petunjuk jalan yang dijadikan referensi dalam pergerakan dakwah.
Dakwah yang dibangun diatas kelemahan sudah pasti tidak akan bertahan lama dimana akanmudah pudar dan hancur disertai keterpurukan yang berkepanjangan. Karena akanmenimbulkan sikap dan mental tempe para aktivisnya. Dakwah kampus harus dibangun diatas kefahaman, manhaj yang jelas dan militansi tanpa batas. Sehingga para pelaku dakwah kampus bisa melakuka explorasi dan instrumen yang visioner dalam melangkah. Dakwah kampus hendaklah diemban oleh orang-orang yang tangguh, kuat, teguh dan ikhlas, keistiqomahan adalah kunci kemenagan dan keputusasaan adalah kunci kekalahan. Wallahu’alam..

Jumat, 22 November 2013

Pesan untuk akhwat (perempuan)



Assalamu’alaikum wr.wb

Pesan untuk akhwat (perempuan)

Wahai akhwat (perempuan)
Jagalah izzah(kehormatan)mu. Jangan kau hujam pandangan seorang ikhwan(laki-laki) dengan auratmu yang terbukas dan pakaian yang jauh dari syari’at Islam. Jangan kau gugurkan ketawadhu’an mereka dengan candaan-candaanmu berlebihan yang dapat merendahkan derajat mereka.
Wahai akhwat (perempuan)
Aurat yang tak terjaga menjadi senjata syetan untuk memerangi manusia, memberikan kayu bakar sehingga api terus berkobar dan menghanguskan keimananmu. Tegakah kamu melihat mereka yang senantiasa menjaga pandangannya, mereka yang senantiasa menjaga izzah(kehormatan) dirinya, menjaga rasa tawadhu’nya dengan menundukkan pandangannya, dinistai oleh tubuhmu yang tak terhijab dan tak tertutup dengan sempurna ?
“Katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; dan janganlah menampakkan perhoasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)…”
(QS. An-Nur :31)
Lisan pun kadang tak terpelihara dari perkataan-peerkataan yang tak sepantasnya keluar dari mulut seorang perempuan. Nada-nada manjamu yang menusuk hati mereka. Luapan perasaan yang diungkapkan tak diimbangi dengan kesanggupan menanggung konsekwensinya, candaan-candaan yang menurutnya ringan tetapi menjatuhkan  tawadhu’ sang ikhwan, semua perkataan yang dianggap biasa tetapi menjatuhkan ketawadhu’kan ikhwan. Relakah kamu melihat saudaramu jatuh bahkan futur(kelemahan iman) karena ucapanmu ?

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Muttafaq alaih)

Wahai akhwat…
Mereka adalah saudaramu, bantulah mereka menjaga pandangannya, bantulah mereka menjauhi canda-tawa denganmu secara berlebihan, bantulah mereka menegakkan iman mereka hingga halal bagi kita

Wallahu’alam bishoaf…
 

Blogger news

animasi