Suatu hari aku termenung setelah ku
baca FirmanNya, firman tentang
persaudaraan.
“ Sungguh Tiap Mukmin Bersaudara”
Aku jadi semakin tahu, makna dari ikatan kita.
Aku menyimpan syukur karena terikat dengan tali yang begitu kuat hingga lilitan itu membekas sekalipun aku memutus ikatannya.
Sahabatku, kupahami firmaNya bahwa setiap mukmin itu bersaudara.
Aku jadi semakin mengerti makna ukhuwah.
Ukhuwah tidaklah perlu diperjuangkan.
Tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman.
Masih ku ingat bagaimana kita bertemu.
Dalam waktu singkat dan dalam hitungan detik.
Tak sampai berganti menit
Aku telah merasakan perkenalan meski belum saling sebut nama serta tangan belum sempat berjabat.
Itulah ruh-ruh yang salingbmenyapa
Mempertemukan hati-hati yang bersepakat.
Aku pernah terlilit masa kelam, masa dimana ku lihat setiap orang penuh dengan kepalsuan
Sulit sekali menemukan ketulusan, semua hanya mampu tertawa untuk dirinya sendiri
Sampai aku dapatkan ketaatan, barulah ku lihat setiap ruh dapat mengikat diri dengan yang lain
Ya, aku pun membaca lagi firmanNya "sungguh tiap mukmin bersaudara"
Aku jadi semakin tahu, bahwa
persaudaraan tak perlu diperjuangkan
Karena saat ikatan melemah
Saat keakraban kita pudar
Saat salam jadi beban
Saat candaan terasa begitu menyebalkan
Saat kebersamaan serasa siksaan
Saat senyum itu seperti celaan
Dan saat kebaikan justru melukai
Aku tahu yang rusak bukanlah ukhuwah kita
Melainkan hanya iman-iman kita
yang sedang sakit
Mungkin masalah itu ada pada masing-masing kita
Atau hanya imanku yang sedang sakit. Aku semakin tahu wahai sahabatku
Kekuatan apa yang menjadi bahan bakar utama lekatnya ukhuwah ini
Dialah Iman
Dialah ketakwaan
Dialah yang menjadi sumber pengikat persaudaraan kita
Terakhir, ketika aku memahami kembali firmanNya
Aku dapati sesuatu yang lain
Yang membuatku semakin paham
Para kekasih pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain
Kecuali orang-orang yang bertakwa
Begitulah wahai sahabatku
Jangan pernah tangisi persaudaraan kita jika dirimu melihatnya rapuh
Tappi engkau berhak menangis karena penyebab kerapuhan itu
Mungkin saja sebelumnya kita tidak menyadari tentang hal ini
Atau kita telah menyadari namun hal itu sering terlupakan
0 komentar:
Posting Komentar